Saturday, 6 October 2012
"Serbu" KPK, Polisi Berdalih Koordinasi
JAKARTA - Kabareskrim Mabes Polri Komisaris Jenderal Polisi Sutarman mengatakan alasan penyidik Polda Bengkulu mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hanya sekedar berkoordinasi. Prihal penangkapan Kompol Novel Baswedan, sejatinya bisa saja langsung dilakukan, namun pihaknya memilih cara yang lebih beretika. Mengingat penangkapan yang bersangkutan dalam sebuah institusi. "Kordinasi itu nomor satu, kita kalau mau tangkap seseorang di Lembaga harus dikordinasikan, jadi tadi malam itu sifatnya kordinasi. Belum mau menangkap kalau mau nangkap sebentar juga bisa ditangkap dan dari kordinasi itu akan melakukan penangkapan, syukur-syukur langsung diserahkan tapi ternyata ribut," ujar Sutarman dalam keterangan pers di Mabes polri, Jakarta, Sabtu(6/10/2012). Sutarman menjelaskan, apa yang dilakukan penyidiknya adalah murni tindakan penegakan hukum karena terjadinya suatu tindak pidana atau pelanggaran yang bulan Februari 2004 lalu. "Masalah seperti ini jangan dibawa ke masalah yang seolah-olah terjadi suatu benturan kepentingan antara KPK dengan Polri. Jangan dibawa seolah-olah ini melakukan kriminalisasi. Ini murni penegakan hukum," tegasnya. Pernyataan Kabareskrim ini disampaikan menyusul terjadi keributan antara puluhan polisi di Gedung KPK tadi malam. Mereka saling mempertahankan argumen masing-masing di lobi utama KPK sejak pukul 21.00 WIB. Selain polisi berbaju batik, puluhan pria berpakaian preman yang diduga polisi, juga berlalu-lalang di gedung KPK. Berdasarkan informasi, mereka hendak menjemput paksa penyidik Kepolisian yang memilih bertahan di KPK, salah satunya Kompol Novel Baswedan. Novel disebut-sebut tersangkut kasus penganiayaan yang menyebabkan seorang pencuri sarang walet meninggal dunia, saat dia menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Kota Bengkulu. (ded)
Labels:
News
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment